VISI & MISI
Dalam mencapai status negara maju menjelang 2020, Malaysia perlu mewujudkan keadaan ekonomi domestik yang rancak serta perlunya ia disokong oleh komuniti pengguna yang perkasa. Keadaan ini dijangka dapat dilihat daripada kerjasama 3 pihak yang akan melangkaui segala sempadan
Berdasarkan ini, Visi Kementerian telah dirangka semula bagi memastikan Kementerian berada tepat diantara para pelabur, peniaga serta pengguna. Kementerian akan menjadi penggerak kepada perdagangan dalam negeri dan sebagai jagoan pengguna. Visi Kementerian Peneraju di dalam pembangunan perdagangan domestik, koperasi dan kepenggunaan. Misi Kementerian
Motto Kementerian Perdagangan Sihat Pengguna Berkat Nilai Teras Kementerian
|
Salji
Saturday, 26 April 2014
VISI & MISI KPDNKK
Tentang Akta Dan Peraturan
Akta Kawalan Harga 1973
Menetapkan harga maksimum untuk barang kawalan seperi beras, tepung , gula, dan susu.
Pengguna boleh menuntut balik bayaran lebihan jika membeli barang melebehi harga maksimum.
Akta Kawalan Bekalan 1961
Meletakkan tanda harga dan label pada barang yang dijual.
Melarang peniaga menyimpan barang-barang kawalan secara berlebihan.
Pengguna berhak mendapatkan bekalan yang mencukupi walaupun pada musim perayaan.
Akta Timbang dan Sukat 1972
Mewajibkan peniaga menggunakan alatan dan sukatan yang memberikan bacaan yang tepat serta mengikut spesifikasi dan disahkan oleh kerajaan.
Pengguna boleh menolak penggunaan alat timbangan yang tidak disahkan oleh kerajaan.
Akta Perihal Dagangan 1972
Memberi hak kepada pengguna untuk mendapat keterangan yang benar dan tepat.
Melarang menyiarkan iklan yang palsu dan mengelirukan.
Akta Sewa Beli 1967
Menyediakan garis panduan perjanjian sewa beli dari segi jenis barang, kadar faedah, dan syarat jualan.
Mengawal selia bentuk dan kandungan perjanjian.
Mengariskan hak dan tanggungjawab pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian sewa beli.
Akta Hakcipta 1987
Memberi hakcipta kepada karya-karya.
Melindugi hak-hak eksklusif tuan punya hak cipta daripada dicabuli pihak lain.
Akta Jualan Langsung 1993
Mewajibkan perniagaan jualan langsung didaftarkan.
Mengawal selia aktiviti jualan langsung dari pintu ke pintu dan melalui pos serta mengharamkan perniagaan sistem piramid.
Akta Elektrik 1973
Mewajibkan peralatan elektrik yang dikeluarkan oleh pengeluar adalah selamat digunakan.
Mensyaratkan setiap barangan elektrik mesti mendapat kelulusan daripada pihak SIRIM.
Akta Label 1980
Pengguna mendapatkan lengkap tentang sesuatu barang dalam labelnya.
Label pada sesuatu barang mesti mengandungi maklumat sepeti harga, nama dan alamat pengeluar, jenama, tarikh luput, arahan penggunaan, kandungan bahan atau ramuan, amaran dan petunjuk, serta jelas dan mudah dibaca.
Ordinan Menjual Makanan dan Dadah 1952 (Pindaan 1983)
Mengawal kualiti bahan makanan dan penggunaan aditif dalam proses pembuatan makanan.
Melarang penggunaan bahan kimia yang membahayakan pengguna.
Peraturan makanan 1985
Memastikan pihak pengeluar meletakkan tarikh guna luput.
Memberi jaminan bagi makanan tertentu.
Meletakkan label pada bekas makanan dan menyatakan ramuan yang digunakan.
Mengawal mutu makanan dan penggunaan bahan aditif yang membahayakan kesihatan pengguna.
Tribunal Tuntutan Pengguna Malaysia
Tribunal Tuntutan Pengguna Malaysia telah dibentuk di bawah Akta Perlindungan Pengguna 1999. Tribunal ini telah ditubuhkan pada 15 November 1999 oleh kKementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Hal Ehwal Pengguna. Selain mahkamah, tribunal ini merupakan satu saluran alternatif untuk pengguna menegakkan hak mereka dan mendapatkan khidmat nasihat. Para pengguna boleh membuat tuntutan ganti rugi atau pampasan apabila berasa tidak puas hati dan ditipu oleh pengeluar atau peniaga yang tidak beretika dengan menawarkan barang atau perkhidmatan yang tidak berkualiti.
Tribunal ini menyediakan perkhidmatan yang lebih mudah cepat dan murah berbanding dengan tuntutan melalui proses mahkamah yang rumit, memakan masa yang panjang dan belanja yang mahal. Pengguna yang memfailkan tuntutan di tribunal ini dikenakan bayaran sebanyak RM5, manakala proses tuntutan mengambil masa lebih kurang 60 hari. Tribunal tersebut mempunyai bidang kuasa mendengar kes tuntutan ganti rugi yang nilainya tidak melebehi RM25000.
Label Itu Penting
Apa yang dimaksud dengan Label ? Label adalah setiap keterangan mengenai barang yang dapat berupa gambar, tulisan atau kombinasi keduanya atau bentuk lain yang memuat informasi tentang barang dan keterangan pelaku usaha serta informasi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang disertakan pada produk, dimasukkan kedalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan .
Kegunaan Label adalah memberikan infomasi yang benar,jelas dan lengkap baikmengenai kuantitas, isi, kualitas mahupun hal-hal lain yang diperlukan mengenai barang yang diperdagangkan .
Pelaku Usaha yang memproduksi atau memperdagangkan dan atau memasukkan barang di atau ke pasar dalam negeri wajib mencantumkan label dalam dan atau luar kemasan. Pencantuman label di kemasan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mudah lepas atau luntur, letaknya mudah untuk dilihat dan dibaca .
Isi Label :
Kegunaan Label adalah memberikan infomasi yang benar,jelas dan lengkap baikmengenai kuantitas, isi, kualitas mahupun hal-hal lain yang diperlukan mengenai barang yang diperdagangkan .
Pelaku Usaha yang memproduksi atau memperdagangkan dan atau memasukkan barang di atau ke pasar dalam negeri wajib mencantumkan label dalam dan atau luar kemasan. Pencantuman label di kemasan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mudah lepas atau luntur, letaknya mudah untuk dilihat dan dibaca .
Isi Label :
- Nama barang;
- Ukuran;
- Berat, isi bersih, netto;
- Komposisi;
- Aturan pakai;
- Tanggal kadaluarsa;
- Akibat sampingan;
- Nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang/dibua
Friday, 25 April 2014
Mengenal Istilah Pada Label Produk
Akhir-akhir ini Indonesia kebanjiran barang-barang import, termasuk makanan dan minuman dalam kemasan. Sebagai konsumen memeriksa label pada kemasan penting dilakukan. Siapa tahu ada kandungan bahan-bahan yang musti Anda hindari termasuk status kehalalannya.
Maraknya produk impor yang beredar di supermarket-supermarket seringkali membuat pembeli lengah. Padahal dalam produk import tersebut rawan sekali terkandung bahan-bahan yang baik dari segi kesehatan atau kehalalan harus Anda hindari. Oleh karena itu memperhatikan label kemasan wajib dilakukan.
Siapa yang mengira penjelasan singkat yang diberikan produsen di balik kemasan ternyata bisa membantu Anda mengenali produk yang akan dibeli. Tetapi apa maksud pengistilahan dalam label tersebut? Berikut beberapa istilah yang bisa dikenali sehubungan dengan kehalalan sebuah produk:
Bahan yang ada di balik kemasan menandakan daftar bahan-bahan yang terkandung dalam makanan tersebut. Urutan penyebutan zat kandungan makanan itu dimulai dari zat yang jumlahnya terbanyak. Namun jika Anda melihat lemak, gula, atau garam diawal daftar kandungan, itu menandakan tak banyak kandungan nutrisi pada makanan tersebut.
Simbol yang dijumpai pada kemasan terdapat gambar-gambar tertentu yang mengandung arti:
- Simbol R (Registered Trade Mark) berupa huruf R dalam sebuah lingkaran yang menunjukkan bahwa merek da-gang tersebut terdaftar di kantor paten negara asal produk.
- Simbol C (Copy Right) label terdaftar di kantor paten dan dilindungi dari pembajakan.
- Label Halal ditandai oleh tulisan arab yang berbunyi Halaal.
(Standardized food) sering mengacu pada produk-produk import, seperti selai, jelly, kecap atau saus, mayones, khususnya produk yang telah sesuai dengan standar Food and Drugs Association (FDA), yaitu sebuah lembaga pengawasan obat-obatan dan pangan di Amerika yang mirip Badan POM di Indonesia. Beberapa produsen yang bertanggung jawab biasanya akan mencantumkan pernyataan khusus jika produk ini berisi ingredien yang harus dihindari (haram) dengan menggunakan simbol berupa gambar babi atau istilahpork.
Label ini perlu diperhatikan untuk produk produk yang berasal dari luar negeri atau lebih dikenal dengan produk impor. Menurut LPPOM MUI, produk-produk impor yang menggunakan label kosher boleh dikonsumsi jika telah mendapatkan sertifikat halal, karena banyak produk seperti produk turunan anggur, turunan babi yang mendapat label kosher tetapi tidak halal bagi konsumen muslim.
Maraknya produk impor yang beredar di supermarket-supermarket seringkali membuat pembeli lengah. Padahal dalam produk import tersebut rawan sekali terkandung bahan-bahan yang baik dari segi kesehatan atau kehalalan harus Anda hindari. Oleh karena itu memperhatikan label kemasan wajib dilakukan.
Siapa yang mengira penjelasan singkat yang diberikan produsen di balik kemasan ternyata bisa membantu Anda mengenali produk yang akan dibeli. Tetapi apa maksud pengistilahan dalam label tersebut? Berikut beberapa istilah yang bisa dikenali sehubungan dengan kehalalan sebuah produk:
Bahan yang ada di balik kemasan menandakan daftar bahan-bahan yang terkandung dalam makanan tersebut. Urutan penyebutan zat kandungan makanan itu dimulai dari zat yang jumlahnya terbanyak. Namun jika Anda melihat lemak, gula, atau garam diawal daftar kandungan, itu menandakan tak banyak kandungan nutrisi pada makanan tersebut.
Simbol yang dijumpai pada kemasan terdapat gambar-gambar tertentu yang mengandung arti:
- Simbol R (Registered Trade Mark) berupa huruf R dalam sebuah lingkaran yang menunjukkan bahwa merek da-gang tersebut terdaftar di kantor paten negara asal produk.
- Simbol C (Copy Right) label terdaftar di kantor paten dan dilindungi dari pembajakan.
- Label Halal ditandai oleh tulisan arab yang berbunyi Halaal.
(Standardized food) sering mengacu pada produk-produk import, seperti selai, jelly, kecap atau saus, mayones, khususnya produk yang telah sesuai dengan standar Food and Drugs Association (FDA), yaitu sebuah lembaga pengawasan obat-obatan dan pangan di Amerika yang mirip Badan POM di Indonesia. Beberapa produsen yang bertanggung jawab biasanya akan mencantumkan pernyataan khusus jika produk ini berisi ingredien yang harus dihindari (haram) dengan menggunakan simbol berupa gambar babi atau istilahpork.
Label ini perlu diperhatikan untuk produk produk yang berasal dari luar negeri atau lebih dikenal dengan produk impor. Menurut LPPOM MUI, produk-produk impor yang menggunakan label kosher boleh dikonsumsi jika telah mendapatkan sertifikat halal, karena banyak produk seperti produk turunan anggur, turunan babi yang mendapat label kosher tetapi tidak halal bagi konsumen muslim.
Kenali Label Makanan Anda – Ke Arah Kesihatan Yang Lebih Sempurna
Saudara dinasihatkan oleh pakar pemakanan dan doktor peribadinya supaya mengurangkan pengambilan kalori serta mengambil makanan yang rendah kandungan lemak. Puas dia memikirkan cara yang harus diikutinya untuk mencapai matlamatnya itu. Namun pernahkah anda terfikir mengenai fungsi label makanan yang sering tertera pada hiasan pakej luarannya? Saya gemar menyemak label makanan yang dibeli kerana maklumat yang diperoleh daripadanya memudahkan saya membuat keputusan dalam memilih makanan sihat.
Sejak bulan Mac 2004, kebanyakan makanan komersial yang dijual di Malaysia dikehendaki meletakkanlabel makanan yang menyediakan maklumat kepada orang awam untuk membantu mereka membuat pilihan. Bagi mengelakkan kekeliruan semasa membaca label tersebut, ikutilah tip berikut untuk memahami maklumat penting yang terkandung di dalam label makanan supaya anda dapat membuat pilihan yang terbaik.
Apakah kebaikan mengetahui cara yang betul membaca label makanan?
Sebelum kita meneliti istilah penting yang digunakan, marilah kita renungkan dahulu kebaikan mengetahui cara yang BETUL untuk membaca label makanan:
Memilih makanan yang sihat dan menyeluruh
Label makanan berfungsi sebagai perantara komunikasi dengan pihak pengeluar makanan yang ingin menerangkan kepada pengguna akan kebaikan produknya daripada sudut kesihatan. Ia memberi maklumat mengenai jumlah dan jenis nutrien yang terkandung dalam makanan tersebut.
Label makanan berfungsi sebagai perantara komunikasi dengan pihak pengeluar makanan yang ingin menerangkan kepada pengguna akan kebaikan produknya daripada sudut kesihatan. Ia memberi maklumat mengenai jumlah dan jenis nutrien yang terkandung dalam makanan tersebut.
Menilai makanan
Ilmu pengetahuan adalah kunci penilaian yang baik. Dengan memahami makna istilah yang terkandung di dalam label, kita boleh membandingkan jenis-jenis makanan berdasarkan faktor seperti kandungan nutrien dan kualiti ramuan yang digunakan.
Ilmu pengetahuan adalah kunci penilaian yang baik. Dengan memahami makna istilah yang terkandung di dalam label, kita boleh membandingkan jenis-jenis makanan berdasarkan faktor seperti kandungan nutrien dan kualiti ramuan yang digunakan.
Menjamin kualiti produk
Dengan adanya maklumat pemakanan pada label, pihak pengeluar bertanggungjawab untuk menjalankan prosedur jaminan kualiti supaya maklumat tersebut adalah benar sepanjang masa. Kualiti produk lebih terjamin kerana pihak pengeluar akan berusaha memelihara kandungan nutrien di dalam produknya sepertimana yang tertera pada label.
Dengan adanya maklumat pemakanan pada label, pihak pengeluar bertanggungjawab untuk menjalankan prosedur jaminan kualiti supaya maklumat tersebut adalah benar sepanjang masa. Kualiti produk lebih terjamin kerana pihak pengeluar akan berusaha memelihara kandungan nutrien di dalam produknya sepertimana yang tertera pada label.
Kandungan Label: Apakah maklumat yang cuba disampaikan olehnya?
Label bukan sahaja berfungsi sebagai pelengkap hiasan pembungkus makanan, malah ia mampu membantu kita membuat pilihan pemakanan yang bijak sekiranya kita mengetahui cara membaca yang betul dan memahami maklumat yang tertera di dalamnya. Pada label makanan tersebut, kita boleh mengetahui pelbagai perkara penting seperti:
- Kandungan pemakanan: Maklumat ini boleh didapati pada bahagian Maklumat Pemakanan di mana ia menyenaraikan jenis dan jumlah nutrien yang diperoleh apabila kita mengambil produk ini.
- Senarai Ramuan: Ramuan yang digunakan dalam menyediakan produk
- Tarikh Luput: Kita seharusnya sentiasa peka dengan tarikh luput produk dan hanya mengambilnya sebelum tarikh yang tertera kerana kualiti dan kandungan pemakanan di dalamnya akan terjejas sekiranya kita mengambil produk ini selepas tarikh luputnya.
- Pengilang dan Pengeluar: Kenali siapa pengilangnya dan di mana produk ini dihasilkan.
- Perakuan Label: Apabila sesuatu makanan itu diakui sebagai memiliki kandungan “ “ yang tinggi, ini bermakna produk ini telah dirumus khas untuk membekalkan nutrien khusus tersebut kepada anda.
Pengguna Perlu Lebih Maklumat Dalam Isu Halal
Rencana ini mengupas beberapa aspek berhubung isu halal termasuk pengertian halal, sijil halal dan kewajaran pengguna Islam khususnya di negara ini memahami kepentingan halal.
Ini ialah bahagian kedua daripada lima bahagian.
KUALA LUMPUR, 9 Feb (Bernama) -- Masyarakat pengguna Islam di Negara ini sering berdepan dengan pendedahan media berhubung keraguan halal sesuatu produk di pasaran.
Memandangkan isu halal ialah isu penting khususnya bagi yang beragama Islam, wajar bagi mereka mendapat maklumat yang betul mengenai kehalalan sesuatu produk baik untuk dimakan, diminum atau digunakan.
Dalam mendapatkan hak itu, sudah tentunya juga maklumat halal perlu dinyatakan secara jelas pada pembungkusan produk.
"Rungutan pengguna juga melibatkan status halal di restoran dan kedai makanan khususnya yang dimiliki orang bukan Islam.
"Demikian juga status halal makanan di hotel yang sering dikunjungi orang Islam," kata Mohd Yusof Abdul Rahman, Ketua Eksekutif Gabungan Persatuan-Persatuan Pengguna Malaysia (Fomca) dalam mengulas isu halal ini kepada Bernama.
Beliau menarik perhatian kepada perangkaan Jabatan Kemajuan Islam Malaysia(Jakim)di mana sehingga Mei 2009, hanya 27 atau 1.4 peratus daripada kira-kira 2,000 hotel di Malaysia yang memperoleh sijil halal Jakim untuk dapur utama mereka.
PERATURAN BERKAITAN HALAL
Mohd Yusof juga memberitahu bahawa pada masa ini terdapat beberapa peraturan berkaitan dengan halal yang terletak di bawah bidang kuasa pelbagai pihak.
Satu daripada peraturan itu ialah Akta Perihal Dagangan 1972 - Perintah Perihal Dagangan (Penggunaan Perbahasaan Halal 1975) di bawah Kementerian Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi dan Kepenggunaan (KPDNKK).
Beliau berkata lagi satu peraturan yang boleh digunapakai ialah Akta Makanan 1983 di bawah Kementerian Kesihatan Malaysia, antaranya yang berkaitan makanan mengandungi bahan yang memudaratkan kesihatan, tidak sesuai untuk dimakan oleh manusia dan pelabelan palsu.
Katanya isu halal juga boleh ditangani melalui Perintah (Pengimportan) Haiwan 1962, Kementerian Pertanian dan Asas Tani iaitu peraturan yang menetapkan ternakan yang diimport hendaklah disembelih mengikut cara Islam dan diiktiraf oleh kerajaan Malaysia.
Bagaimanapun, Mohd Yusof menjelaskan peraturan berkaitan halal di Malaysia lebih kepada bersifat sukarela.
Tambah beliau, setakat ini tidak terdapat peraturan yang mewajibkan pengeluar atau pengedar produk mendapatkan pensijilan halal.
"Pengeluar atau pengedar produk makanan sendiri yang menentukan sama ada mereka ingin memohon pensijilan halal atau pun tidak.
"Justeru, persatuan pengguna telah lama meminta agar diwujudkan sebuah akta yang khusus berkaitan halal, yang mewajibkan pengeluar dan pengedar mendapatkan pensijilan halal sekiranya mereka ingin memasarkan produk termasuk makanan kepada orang Islam.
"Semasa pembentangan Bajet 2010, Perdana Menteri ada menyebut kerajaan akan menggubal Akta Halal yang dijangka dikuatkuasa tahun ini (2010). Sehingga Akta itu wujud, maka peraturan berkaitan halal masih dalam keadaan yang ada sekarang," kata Mohd Yusof.
SERING DIKELIRUKAN
Berdasarkan kepada laporan dan pembongkaran media, pengguna Islam ternyata sering menjadi mangsa kerakusan segelintir peniaga atau pengilang yang dengan sengaja menggunakan label halal sendiri atau sijil halal yang tidak diiktiraf.
Golongan itu sama ada tidak peka atau tidak mengambil berat tentang kepentingan produk halal bagi orang Islam.
Menurut Mohd Yusof, hakikatnya ialah sebahagian besar daripada pengeluar atau pengedar produk termasuk makanan, terdiri daripada orang bukan Islam.
Ada di antara mereka, katanya tidak begitu menitikberatkan proses pengeluaran yang menepati keperluan hukum Syarak.
Beliau berkata segelintir peniaga atau pengedar meletakkan label halal sekadar untuk melariskan produk.
Bukan itu sahaja, katanya, ada juga restoran bukan Islam yang meletakkan poster ayat al-Quran atau menggunakan pekerja Islam untuk menunjukkan bahawa makanan yang disediakan di restoran itu, halal.
"Peraturan yang ada pada masa ini hanya membolehkan tindakan penguatkuasaan dilakukan sekiranya pengeluar atau pengedar meletakkan label halal pada produk mereka. Jika didapati mereka menggunakan bahan yang tidak halal, maka boleh diambil tindakan dibawa Akta Perihal Dagangan 1972 - Perintah Perihal Dagangan (Penggunaan Perbahasaan Halal 1975 ) denda sehingga RM200,000 atau dua tahun penjara atau kedua-duanya.
"Jika sesuatu produk itu tidak terdapat label halal atau restoran tidak meletakkan label halal atau bahan yang digunakan untuk memproses produk tersebut atau penyediaan makanan di restoran itu tidak menepati hukum Syarak, maka tindakan penguatkuasaan tidak boleh dilakukan," jelas Mohd Yusof.
Dalam apa jua keadaan, beliau menasihatkan pengguna Islam supaya tidak bersikap sambil lewa dalam menangani isu halal.
Pengguna Islam, katanya perlu selalu berwaspada, serta memastikan setiap makanan atau produk yang dibeli atau restoran yang dikunjungi mempunyai logo halal yang kini sudah diseragamkan dan dikeluarkan oleh Jakim.
"Jangan hanya melenting dan bertindak memulau produk bila media membuat pendedahan atau pembongkaran. Lepas itu beli balik produk ," katanya.
Beliau turut menegur sikap sesetengah pengguna Islam yang masih terus mengunjungi restoran bukan Islam yang tidak mempunyai persijilan halal atau membeli makanan daripada penjaja kecil bukan Islam terutama di pasar-pasar malam.
EKONOMI ISLAM
Produk halal tidak dinafikan mempunyai pasaran yang luas bukan sahaja di Malaysia tetapi juga di luarnegara khususnya di negara Timur Tengah.
Berdasarkan perangkaan 2008, pasaran halal global dilaporkan mencecah sekitar USD580 bilion.
Permintaan produk halal yang tinggi menyebabkan ramai pengusaha termasuk bukan Islam berlumba-lumba ingin mendapatkan pensijilan halal Malaysia.
Secara rasionalnya, kata Mohd Yusof, pengusaha Islam perlu mengambil peluang daripada potensi produk halal yang besar.
Bagaimanapun, beliau berkata pengusaha kecil dan sederhana (IKS) mungkin menghadapi masalah untuk mendapatkan sijil halal yang pada masa ini dikeluarkan sama ada Jakim atau Jabatan Agama Islam Negeri (JAIN).
Pensijilan Halal Malaysia, kata beliau dikeluarkan antaranya berdasarkan standard bagi makanan halal iaitu Pengeluaran, Penyediaan, Pengendalian dan Penyimpanan - Garis Panduan Umum (MS15000).
Beliau berkata satu daripada keperluan di bawah manual dan standard ialah mematuhi peraturan asas Amalan Pengilangan Baik (GMP).
"Pengeluar yang mempunyai kilang pemprosesan yang besar dan menggunakan mesin tidak mempunyai masalah dalam hal ini.
"Yang ada masalah ialah pengusaha kecil, contohnya pengusaha kerepek. Mereka gagal mendapatkan GMP dan HACCP kerana tidak memenuhi keperluan kebersihan," katanya.
HALAL MALAYSIA
Bagi sesetengah pengguna, khususnya yang beragama Islam, mereka mungkin peka dengan keperluan kehalalan untuk produk makanan, minuman atau yang digunakan.
Bagaimanapun, atas alasan tersendiri, mereka mungkin bergantung sahaja kepada label halal (yang dieja) atau logo halal tanpa membuat semakan lebih lanjut.
Ada juga yang asalkan nama produk mempunyai nama yang boleh diterima, tanpa banyak soalan akan terus membeli produk berkenaan.
Bagi yang mungkin merasa was-was dan mahu mendapatkan keyakinan, mereka boleh menghubungi persatuan-persatuan pengguna, Jakim atau JAIN.
Jakim umpamanya mempunyai Portal Halal Malaysia www.halal.gov.my yang menyediakan pelbagai maklumat berkaitan pensijilan halal Malaysia.
Menurut Raja Mohd Alias Raja Ali, Penolong Pengarah Jakim, Portal Halal Malaysia yang dilancarkan pada 2007 turut bertindak sebagai pusat sehenti.
"Portal ini dilengkapi dengan ruangan info halal, direktori halal, kemudahan aduan dan capaian ke atas sistem permohonan Sijil Halal Malaysia," katanya.
Di bawah Direktori Halal, umpamanya, orang ramai boleh menyemak maklumat sijil halal yang dikeluarkan, sama ada untuk produk gunaan, premis makanan atau pusat sembelih.
Direktori itu menyediakan kemudahan carian halal berdasarkan kod bar, deskripsi produk dan nama syarikat yang telah mendapat sijil halal Malaysia.
Bagi memenuhi kemudahan orang ramai, senarai badan Islam luar negara yang diperakukan bagi pensijilan halal juga disediakan.
Raja Mohd Alias turut berkata portal itu juga menyediakan senarai hotel yang mendapat pengesahan halal, fatwa halal, glosari, aditif makanan dan pelbagai lagi.
Jakim, tambahnya, sedang dalam proses mengemas kini portal halal itu supaya lebih mesra penguna dan industri.
LAGI KEMUDAHAN
Bagi orang ramai yang ingin mengajukan aduan berkaitan halal, mereka juga boleh mengemukakan aduan secara on-line di Portal Halal Malaysia.
"Pihak Jakim memandang berat kepada setiap aduan yang dibuat dan akan menjalankan siasatan dan tindakan segera dalam tempoh 24 jam selepas aduan diterima dan email akan dijawab dalam tempoh tiga hari bekerja selepas dikemukakan kepada pegawai perhubungan awam Jakim," kata Raja Mohd Alias.
Jakim turut menyediakan perkhidmatan semakan HALAL MALAYSIA menerusi perkhidmatan Khidmat Pesanan Ringkas (SMS).
Semakan itu merangkumi semakan status halal produk, premis dan rumah sembeliahan yang mendapat sijil Halal Malaysia.
Apa yang perlu dilakukan, untuk menyemak status halal ialah taip halal (nombor kod bar) dan hantar kepada 32728.
Dalam tempoh yang singkat, jawapan akan diterima sama ada Sijil Sah atau Sijil Tamat Tempoh atau Tiada Dalam Senarai
Ini ialah bahagian kedua daripada lima bahagian.
KUALA LUMPUR, 9 Feb (Bernama) -- Masyarakat pengguna Islam di Negara ini sering berdepan dengan pendedahan media berhubung keraguan halal sesuatu produk di pasaran.
Memandangkan isu halal ialah isu penting khususnya bagi yang beragama Islam, wajar bagi mereka mendapat maklumat yang betul mengenai kehalalan sesuatu produk baik untuk dimakan, diminum atau digunakan.
Dalam mendapatkan hak itu, sudah tentunya juga maklumat halal perlu dinyatakan secara jelas pada pembungkusan produk.
"Rungutan pengguna juga melibatkan status halal di restoran dan kedai makanan khususnya yang dimiliki orang bukan Islam.
"Demikian juga status halal makanan di hotel yang sering dikunjungi orang Islam," kata Mohd Yusof Abdul Rahman, Ketua Eksekutif Gabungan Persatuan-Persatuan Pengguna Malaysia (Fomca) dalam mengulas isu halal ini kepada Bernama.
Beliau menarik perhatian kepada perangkaan Jabatan Kemajuan Islam Malaysia(Jakim)di mana sehingga Mei 2009, hanya 27 atau 1.4 peratus daripada kira-kira 2,000 hotel di Malaysia yang memperoleh sijil halal Jakim untuk dapur utama mereka.
PERATURAN BERKAITAN HALAL
Mohd Yusof juga memberitahu bahawa pada masa ini terdapat beberapa peraturan berkaitan dengan halal yang terletak di bawah bidang kuasa pelbagai pihak.
Satu daripada peraturan itu ialah Akta Perihal Dagangan 1972 - Perintah Perihal Dagangan (Penggunaan Perbahasaan Halal 1975) di bawah Kementerian Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi dan Kepenggunaan (KPDNKK).
Beliau berkata lagi satu peraturan yang boleh digunapakai ialah Akta Makanan 1983 di bawah Kementerian Kesihatan Malaysia, antaranya yang berkaitan makanan mengandungi bahan yang memudaratkan kesihatan, tidak sesuai untuk dimakan oleh manusia dan pelabelan palsu.
Katanya isu halal juga boleh ditangani melalui Perintah (Pengimportan) Haiwan 1962, Kementerian Pertanian dan Asas Tani iaitu peraturan yang menetapkan ternakan yang diimport hendaklah disembelih mengikut cara Islam dan diiktiraf oleh kerajaan Malaysia.
Bagaimanapun, Mohd Yusof menjelaskan peraturan berkaitan halal di Malaysia lebih kepada bersifat sukarela.
Tambah beliau, setakat ini tidak terdapat peraturan yang mewajibkan pengeluar atau pengedar produk mendapatkan pensijilan halal.
"Pengeluar atau pengedar produk makanan sendiri yang menentukan sama ada mereka ingin memohon pensijilan halal atau pun tidak.
"Justeru, persatuan pengguna telah lama meminta agar diwujudkan sebuah akta yang khusus berkaitan halal, yang mewajibkan pengeluar dan pengedar mendapatkan pensijilan halal sekiranya mereka ingin memasarkan produk termasuk makanan kepada orang Islam.
"Semasa pembentangan Bajet 2010, Perdana Menteri ada menyebut kerajaan akan menggubal Akta Halal yang dijangka dikuatkuasa tahun ini (2010). Sehingga Akta itu wujud, maka peraturan berkaitan halal masih dalam keadaan yang ada sekarang," kata Mohd Yusof.
SERING DIKELIRUKAN
Berdasarkan kepada laporan dan pembongkaran media, pengguna Islam ternyata sering menjadi mangsa kerakusan segelintir peniaga atau pengilang yang dengan sengaja menggunakan label halal sendiri atau sijil halal yang tidak diiktiraf.
Golongan itu sama ada tidak peka atau tidak mengambil berat tentang kepentingan produk halal bagi orang Islam.
Menurut Mohd Yusof, hakikatnya ialah sebahagian besar daripada pengeluar atau pengedar produk termasuk makanan, terdiri daripada orang bukan Islam.
Ada di antara mereka, katanya tidak begitu menitikberatkan proses pengeluaran yang menepati keperluan hukum Syarak.
Beliau berkata segelintir peniaga atau pengedar meletakkan label halal sekadar untuk melariskan produk.
Bukan itu sahaja, katanya, ada juga restoran bukan Islam yang meletakkan poster ayat al-Quran atau menggunakan pekerja Islam untuk menunjukkan bahawa makanan yang disediakan di restoran itu, halal.
"Peraturan yang ada pada masa ini hanya membolehkan tindakan penguatkuasaan dilakukan sekiranya pengeluar atau pengedar meletakkan label halal pada produk mereka. Jika didapati mereka menggunakan bahan yang tidak halal, maka boleh diambil tindakan dibawa Akta Perihal Dagangan 1972 - Perintah Perihal Dagangan (Penggunaan Perbahasaan Halal 1975 ) denda sehingga RM200,000 atau dua tahun penjara atau kedua-duanya.
"Jika sesuatu produk itu tidak terdapat label halal atau restoran tidak meletakkan label halal atau bahan yang digunakan untuk memproses produk tersebut atau penyediaan makanan di restoran itu tidak menepati hukum Syarak, maka tindakan penguatkuasaan tidak boleh dilakukan," jelas Mohd Yusof.
Dalam apa jua keadaan, beliau menasihatkan pengguna Islam supaya tidak bersikap sambil lewa dalam menangani isu halal.
Pengguna Islam, katanya perlu selalu berwaspada, serta memastikan setiap makanan atau produk yang dibeli atau restoran yang dikunjungi mempunyai logo halal yang kini sudah diseragamkan dan dikeluarkan oleh Jakim.
"Jangan hanya melenting dan bertindak memulau produk bila media membuat pendedahan atau pembongkaran. Lepas itu beli balik produk ," katanya.
Beliau turut menegur sikap sesetengah pengguna Islam yang masih terus mengunjungi restoran bukan Islam yang tidak mempunyai persijilan halal atau membeli makanan daripada penjaja kecil bukan Islam terutama di pasar-pasar malam.
EKONOMI ISLAM
Produk halal tidak dinafikan mempunyai pasaran yang luas bukan sahaja di Malaysia tetapi juga di luarnegara khususnya di negara Timur Tengah.
Berdasarkan perangkaan 2008, pasaran halal global dilaporkan mencecah sekitar USD580 bilion.
Permintaan produk halal yang tinggi menyebabkan ramai pengusaha termasuk bukan Islam berlumba-lumba ingin mendapatkan pensijilan halal Malaysia.
Secara rasionalnya, kata Mohd Yusof, pengusaha Islam perlu mengambil peluang daripada potensi produk halal yang besar.
Bagaimanapun, beliau berkata pengusaha kecil dan sederhana (IKS) mungkin menghadapi masalah untuk mendapatkan sijil halal yang pada masa ini dikeluarkan sama ada Jakim atau Jabatan Agama Islam Negeri (JAIN).
Pensijilan Halal Malaysia, kata beliau dikeluarkan antaranya berdasarkan standard bagi makanan halal iaitu Pengeluaran, Penyediaan, Pengendalian dan Penyimpanan - Garis Panduan Umum (MS15000).
Beliau berkata satu daripada keperluan di bawah manual dan standard ialah mematuhi peraturan asas Amalan Pengilangan Baik (GMP).
"Pengeluar yang mempunyai kilang pemprosesan yang besar dan menggunakan mesin tidak mempunyai masalah dalam hal ini.
"Yang ada masalah ialah pengusaha kecil, contohnya pengusaha kerepek. Mereka gagal mendapatkan GMP dan HACCP kerana tidak memenuhi keperluan kebersihan," katanya.
HALAL MALAYSIA
Bagi sesetengah pengguna, khususnya yang beragama Islam, mereka mungkin peka dengan keperluan kehalalan untuk produk makanan, minuman atau yang digunakan.
Bagaimanapun, atas alasan tersendiri, mereka mungkin bergantung sahaja kepada label halal (yang dieja) atau logo halal tanpa membuat semakan lebih lanjut.
Ada juga yang asalkan nama produk mempunyai nama yang boleh diterima, tanpa banyak soalan akan terus membeli produk berkenaan.
Bagi yang mungkin merasa was-was dan mahu mendapatkan keyakinan, mereka boleh menghubungi persatuan-persatuan pengguna, Jakim atau JAIN.
Jakim umpamanya mempunyai Portal Halal Malaysia www.halal.gov.my yang menyediakan pelbagai maklumat berkaitan pensijilan halal Malaysia.
Menurut Raja Mohd Alias Raja Ali, Penolong Pengarah Jakim, Portal Halal Malaysia yang dilancarkan pada 2007 turut bertindak sebagai pusat sehenti.
"Portal ini dilengkapi dengan ruangan info halal, direktori halal, kemudahan aduan dan capaian ke atas sistem permohonan Sijil Halal Malaysia," katanya.
Di bawah Direktori Halal, umpamanya, orang ramai boleh menyemak maklumat sijil halal yang dikeluarkan, sama ada untuk produk gunaan, premis makanan atau pusat sembelih.
Direktori itu menyediakan kemudahan carian halal berdasarkan kod bar, deskripsi produk dan nama syarikat yang telah mendapat sijil halal Malaysia.
Bagi memenuhi kemudahan orang ramai, senarai badan Islam luar negara yang diperakukan bagi pensijilan halal juga disediakan.
Raja Mohd Alias turut berkata portal itu juga menyediakan senarai hotel yang mendapat pengesahan halal, fatwa halal, glosari, aditif makanan dan pelbagai lagi.
Jakim, tambahnya, sedang dalam proses mengemas kini portal halal itu supaya lebih mesra penguna dan industri.
LAGI KEMUDAHAN
Bagi orang ramai yang ingin mengajukan aduan berkaitan halal, mereka juga boleh mengemukakan aduan secara on-line di Portal Halal Malaysia.
"Pihak Jakim memandang berat kepada setiap aduan yang dibuat dan akan menjalankan siasatan dan tindakan segera dalam tempoh 24 jam selepas aduan diterima dan email akan dijawab dalam tempoh tiga hari bekerja selepas dikemukakan kepada pegawai perhubungan awam Jakim," kata Raja Mohd Alias.
Jakim turut menyediakan perkhidmatan semakan HALAL MALAYSIA menerusi perkhidmatan Khidmat Pesanan Ringkas (SMS).
Semakan itu merangkumi semakan status halal produk, premis dan rumah sembeliahan yang mendapat sijil Halal Malaysia.
Apa yang perlu dilakukan, untuk menyemak status halal ialah taip halal (nombor kod bar) dan hantar kepada 32728.
Dalam tempoh yang singkat, jawapan akan diterima sama ada Sijil Sah atau Sijil Tamat Tempoh atau Tiada Dalam Senarai
Subscribe to:
Posts (Atom)